Ahlussunnah wal Jama‘ah (Aswaja) dan pondok pesantren memiliki hubungan erat dalam sejarah Islam di Indonesia. Aswaja menjadi landasan akidah dan amalan di banyak pondok pesantren, terutama yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Apa Itu Aswaja?
Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah) adalah pemahaman Islam yang mengikuti ajaran Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya, serta dikembangkan oleh ulama klasik.
Karakteristik Aswaja di Indonesia
- Akidah: Mengikuti Asy‘ariyah dan Maturidiyah.
- Fikih: Mayoritas mengikuti mazhab Syafi‘i.
- Tasawuf: Mengikuti ajaran Imam Al-Ghazali dan Imam Junaid Al-Baghdadi.
Aswaja berkembang luas di Indonesia melalui pondok pesantren, yang menjadi pusat pendidikan Islam tradisional.
2. Apa Itu Pondok Pesantren?
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang mengajarkan ilmu agama berbasis kitab kuning.
Ciri Khas Pesantren
- Santri (pelajar) menetap di pondok.
- Kiai sebagai pemimpin dan guru utama.
- Belajar kitab kuning yang membahas akidah, fikih, tasawuf, dan ilmu lainnya.
- Mengutamakan adab dan akhlak dalam pendidikan.
Pesantren tertua di Indonesia: Pondok Pesantren Sidogiri (didirikan tahun 1745) dan Pondok Pesantren Tebuireng (didirikan oleh KH. Hasyim Asy‘ari).
3. Hubungan Aswaja dan Pesantren
Sebagian besar pondok pesantren di Indonesia berpegang pada Aswaja sebagai manhaj (metode) keislaman mereka. Hubungan ini bisa dilihat dalam beberapa aspek:
a. Akidah Pesantren: Asy‘ariyah-Maturidiyah
- Di pesantren Aswaja, santri diajarkan akidah berdasarkan kitab "Kifayatul Awam" (akidah Asy‘ariyah).
- Akidah ini menekankan keseimbangan antara akal dan wahyu serta menolak paham ekstrem seperti Jabariyah dan Mu‘tazilah.
b. Fikih Pesantren: Mazhab Syafi‘i
- Pesantren Aswaja mengajarkan fikih berdasarkan mazhab Syafi‘i.
- Kitab yang diajarkan:
- Fathul Qarib (fikih dasar)
- Fathul Mu‘in (tingkat menengah)
- I‘anatut Thalibin (tingkat lanjut)
c. Tasawuf Pesantren: Al-Ghazali dan Junaid
- Tasawuf menjadi bagian penting dalam pesantren Aswaja untuk membentuk akhlak santri.
- Kitab yang dipelajari:
- Ihya’ Ulumuddin (Al-Ghazali)
- Sirus Salikin (Abdul Samad Al-Palimbani)
d. Tradisi Keagamaan Pesantren yang Berbasis Aswaja
- Tahlilan, Maulid Nabi, Istighotsah → Bagian dari tradisi Aswaja di pesantren.
- Ziarah Kubur → Diajarkan sebagai bentuk penghormatan kepada ulama dan wali.
- Shalawat dan Ratib → Membaca shalawat sebagai bagian dari ibadah dan kecintaan kepada Rasulullah ﷺ.
4. Peran Pesantren Aswaja dalam Islam di Indonesia
Pondok pesantren berperan besar dalam menjaga dan menyebarkan Islam berbasis Aswaja. Berikut beberapa peran pentingnya:
a. Pusat Pendidikan Islam Tradisional
Pesantren menjadi tempat belajar Islam klasik yang masih mempertahankan kitab kuning sebagai rujukan utama.
b. Lahirnya Ulama-Ulama Aswaja
Banyak ulama besar Indonesia yang lahir dari pesantren Aswaja, seperti:
- KH. Hasyim Asy‘ari (Pendiri NU)
- KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah, meskipun awalnya dari pesantren Aswaja)
- KH. Maimun Zubair (Ulama besar NU, ahli fikih Syafi‘i)
c. Menjaga Budaya dan Tradisi Islam Nusantara
Pesantren mempertahankan Islam yang moderat dan ramah budaya, tanpa menghilangkan unsur kearifan lokal.
d. Basis Perjuangan Politik dan Sosial
- Pesantren ikut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia melalui resolusi jihad NU tahun 1945.
- Saat ini, pesantren juga terlibat dalam pendidikan sosial, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat.
5. Pesantren Aswaja di Indonesia
Beberapa pesantren yang berpegang teguh pada Aswaja:
Nama Pesantren | Lokasi | Dikenal Karena |
---|---|---|
Pondok Pesantren Tebuireng | Jombang | Didirikan oleh KH. Hasyim Asy‘ari, pusat NU |
Pondok Pesantren Lirboyo | Kediri | Pesantren Salaf terbesar di Indonesia |
Pondok Pesantren Sidogiri | Pasuruan | Pesantren salaf tertua di Jawa Timur |
Pondok Pesantren Al-Anwar | Rembang | Dipimpin oleh KH. Maimun Zubair |
Pondok Pesantren Darussalam Gontor | Ponorogo | Mengembangkan sistem modern berbasis Aswaja |
6. Perbedaan Pesantren Aswaja dengan Pesantren Lainnya
a. Dibandingkan dengan Pesantren Salafi
Aspek | Pesantren Aswaja | Pesantren Salafi/Wahabi |
---|---|---|
Akidah | Asy‘ariyah/Maturidiyah | Tauhid versi Ibnu Taimiyah |
Fikih | Mazhab Syafi‘i | Mazhab Hanbali atau tanpa mazhab |
Tasawuf | Diajarkan sebagai bagian dari Islam | Tidak diajarkan, dianggap bid‘ah |
Tradisi Keagamaan | Tahlilan, Maulid, Ziarah Kubur | Tidak dilakukan, dianggap bid‘ah |
b. Dibandingkan dengan Sekolah Islam Modern
Aspek | Pesantren Aswaja (Salafiyah) | Sekolah Islam Modern |
---|---|---|
Metode Belajar | Kitab kuning (sorogan, bandongan) | Kurikulum modern dengan mata pelajaran umum |
Sistem Pendidikan | Tradisional, berbasis kiai dan santri | Kombinasi modern (madrasah, sekolah umum) |
Bahasa Pengantar | Arab-Jawa (di beberapa pesantren) | Bahasa Indonesia, Inggris, Arab |
Kesimpulan
1. Aswaja dan pesantren memiliki hubungan erat karena mayoritas pesantren di Indonesia mengamalkan ajaran Aswaja.
2. Pesantren Aswaja berpegang pada akidah Asy‘ariyah, fikih Syafi‘i, dan tasawuf Sunni, yang membentuk karakter Islam moderat di Indonesia.
3. Pesantren Aswaja berperan dalam menjaga Islam Nusantara, membentuk ulama, serta melestarikan tradisi Islam yang ramah budaya.
4. Pesantren Aswaja berbeda dengan pesantren Salafi, terutama dalam pendekatan terhadap tradisi keislaman dan mazhab fikih.
0Komentar