GfG5BUOlGSMpTpM5TUM7Gfr7BA==
Light Dark
Apa yang dimaksud Wahabi ?

Apa yang dimaksud Wahabi ?

Daftar Isi
×


Wahabi (atau lebih tepatnya Wahhabisme) adalah sebuah gerakan reformasi dalam Islam yang didirikan oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab pada abad ke-18 di wilayah Najd, Arab Saudi (sekarang Saudi Arabia). Gerakan ini dikenal karena penekanannya pada pemurnian ajaran Islam dan penolakan terhadap berbagai bid'ah (inovasi dalam agama) serta praktik-praktik yang dianggap sebagai syirik (penyekutuan Tuhan).

Sejarah dan Asal Usul Wahabi

1. Pendiri Wahhabisme: Muhammad ibn Abd al-Wahhab
   - Muhammad ibn Abd al-Wahhab lahir pada tahun 1703 di Uyayna, sebuah desa di wilayah Najd, yang sekarang bagian dari Arab Saudi. Ia tumbuh dalam lingkungan yang memiliki pengaruh kuat dari ajaran Hanbali, salah satu dari empat mazhab utama dalam Islam Sunni.
   - Pada awalnya, ia mempelajari Ilmu Fiqh (Hukum Islam) dan Ilmu Hadis, serta menerima pengaruh dari ajaran Ibnu Taimiyyah, seorang ulama yang dikenal dengan pandangannya yang sangat ketat terhadap akidah dan praktik-praktik agama.
   - Abd al-Wahhab mulai menyebarkan ajarannya pada awal abad ke-18, yang berfokus pada pemurnian ajaran Islam dan menentang segala bentuk praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan hadis sahih.

2. Aliansi dengan Muhammad bin Saud
   - Pada tahun 1744, Muhammad ibn Abd al-Wahhab membentuk aliansi dengan Muhammad bin Saud, seorang penguasa dari Diriyah (wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Saudi Arabia). Aliansi ini menjadi fondasi bagi perkembangan negara Arab Saudi dan gerakan Wahhabisme.
   - Muhammad bin Saud memberikan dukungan politik dan militer kepada Abd al-Wahhab, yang pada gilirannya membantu menyebarkan ajaran Wahhabisme secara lebih luas. Kerajaan Arab Saudi yang ada sekarang berakar pada aliansi ini, dan Wahhabisme menjadi ajaran dominan dalam negara tersebut.

Ajaran Utama Wahhabisme

Wahhabisme berfokus pada pemurnian ajaran Islam dengan menekankan pada kembali kepada Al-Qur'an dan hadis serta menolak berbagai praktik yang dianggap tidak sesuai dengan kedua sumber utama tersebut. Beberapa ajaran utama Wahhabisme adalah:

1. Tauhid (Keberagamaan yang Murni)
   - Salah satu inti ajaran Wahhabisme adalah tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Wahhabisme menekankan penghindaran terhadap syirik, yaitu penyekutuan Tuhan dengan yang lain, yang dianggap sebagai dosa besar.
   - Wahhabisme menentang keras segala bentuk berdoa kepada selain Allah seperti meminta syafa'at (perantara) melalui orang-orang saleh (misalnya, wali atau makam orang-orang suci), yang sering dilakukan dalam tradisi Islam Sufi atau di banyak masyarakat Muslim yang mengunjungi makam para nabi dan wali.
   
2. Penolakan terhadap Bid'ah (Inovasi dalam Agama)
   - Wahhabisme sangat keras dalam menentang bid'ah, yaitu segala bentuk inovasi agama yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an atau hadis sahih. Mereka berpendapat bahwa banyak praktik keagamaan yang dilakukan umat Islam setelah zaman Nabi Muhammad SAW adalah hasil dari penambahan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam murni.
   - Misalnya, perayaan-perayaan seperti Maulid Nabi atau peringatan Asyura yang dianggap oleh Wahhabi sebagai bentuk bid'ah karena tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad atau para sahabat.
   - Mereka juga menentang ziarah ke makam para wali, tahlilan, perayaan hari-hari besar yang tidak ditentukan oleh syariat, dan bentuk-bentuk ibadah lain yang tidak dianggap sebagai bagian dari ajaran Islam asli.

3. Kewajiban untuk Mengikuti Al-Qur'an dan Hadis Secara Literal
   - Wahhabisme menekankan perlunya mengikuti Al-Qur'an dan hadis sahih secara literal dan menghindari ta'wil (penafsiran) yang terlalu bebas atau yang tidak didasarkan pada pemahaman langsung dari teks-teks tersebut.
   - Mereka menganggap bahwa hanya dengan kembali kepada Al-Qur'an dan hadis sahih, umat Islam dapat menjaga kemurnian agama mereka dari pengaruh-pengaruh asing atau budaya yang dapat mengarah pada kesyirikan atau kebid'ahan.

4. Kritis terhadap Syafi'i dan Mazhab Lain
   - Meskipun Wahhabisme berakar pada mazhab Hanbali, mereka tidak sepenuhnya mengikatkan diri dengan satu mazhab hukum tertentu. Sebaliknya, mereka menekankan untuk kembali ke Al-Qur'an dan hadis sebagai sumber hukum utama.
   - Wahhabisme mengkritik keras pengikut mazhab-mazhab lain (seperti Syafi'i, Hanafi, Maliki, dan bahkan Hanbali sendiri) yang menurut mereka telah banyak mengembangkan praktik yang tidak sesuai dengan ajaran asli Islam.

5. Kepatuhan pada Hukum Islam yang Ketat
   - Wahhabisme juga menekankan pentingnya penerapan hukum syariat (termasuk hukum pidana seperti hudud) secara ketat. Mereka berpendapat bahwa hukum-hukum Islam harus ditegakkan tanpa kompromi dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam urusan sosial, politik, dan ekonomi.
   - Dalam hal peran wanita, Wahhabisme memiliki pandangan konservatif yang cenderung membatasi aktivitas perempuan di luar rumah, seperti larangan berkendara (meskipun hal ini kini mulai berubah di Arab Saudi), serta pengaturan ketat tentang pakaian dan interaksi sosial antara pria dan wanita.

6. Pendekatan terhadap Pemerintahan
   - Wahhabisme juga mengajarkan bahwa pemerintah Islam harus dipimpin oleh penguasa yang menerapkan hukum syariat secara ketat. Mereka mendukung kerajaan Saudi dan pemerintahan yang mematuhi ajaran Islam murni, dan menolak bentuk pemerintahan yang tidak menerapkan syariat dengan tegas.

Wahhabisme dan Pemerintahan Saudi Arabia

- Wahhabisme menjadi ideologi dominan di Arab Saudi setelah pembentukan Kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1932 oleh Abdulaziz ibn Saud. Sejak saat itu, gerakan ini memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan sosial, budaya, dan politik di negara tersebut.
- Wahhabisme memiliki pengaruh yang sangat kuat di Arab Saudi, dengan negara ini menjadi pusat penyebaran ajaran tersebut melalui pendidikan dan dakwah di dunia Islam. Pemerintah Saudi mendirikan banyak institusi pendidikan dan universitas yang mengajarkan ajaran Wahhabisme.
- Banyak ulama Saudi yang memegang teguh pandangan Wahhabisme dan berperan penting dalam menyebarkan ajaran ini ke seluruh dunia, terutama melalui dakwah dan pendirian masjid-masjid yang didanai oleh kerajaan.

Kontroversi dan Kritik terhadap Wahhabisme

1. Tuduhan Intoleransi dan Kekerasan
   - Wahhabisme sering dikritik karena pendekatannya yang sangat keras terhadap berbagai praktik agama yang berbeda dengan ajaran mereka, yang sering dianggap intoleran terhadap keberagaman dalam Islam.
   - Beberapa kelompok menganggap Wahhabisme sebagai akar dari radikalisasi dalam Islam, meskipun sebagian pengikut Wahhabisme menolak klaim ini dan menegaskan bahwa ajaran mereka adalah Islam murni yang tidak terkait dengan kekerasan.
   
2. Pandangan Terhadap Sufi dan Shia
   - Wahhabisme sangat menentang ajaran Sufisme yang dianggap sebagai bid'ah dan syirik, serta praktik-praktik seperti tasawuf (spiritualitas Sufi) dan kunjungan ke makam-makam wali.
   - Wahhabisme juga menganggap Syiah sebagai aliran yang menyimpang dari ajaran Islam Sunni, terutama karena perbedaan keyakinan dalam hal Imamah dan beberapa ajaran lainnya.

3. Pengaruh Global
   - Dengan dukungan dari kerajaan Saudi Arabia, Wahhabisme telah berkembang dan mempengaruhi banyak negara, terutama di dunia Muslim. Meskipun banyak negara Islam yang menentang atau kritis terhadap Wahhabisme, banyak kelompok dan individu yang terpengaruh oleh ajarannya, terutama melalui pendidikan agama dan media.

Kesimpulan

Wahhabisme adalah gerakan reformasi dalam Islam yang didirikan oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab pada abad ke-18, dengan fokus utama pada pemurnian ajaran Islam dari segala bentuk bid'ah, syirik, dan praktik yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan hadis. Wahhabisme memiliki pengaruh besar di Arab

0Komentar